Tuan putrinya terlalu sibuk. Sampai-sampai memberi makan ruhnya sendiri −yang sekarang terbaring lemah akibat kurang gizi−
pun ia lupa.
Pagi ini, bibirnya kaku menyebut nama-Mu. Suku-suku bangsa resah datang berduyun, memaksa bertamu. Mendobrak pintu-pintu. Menggedor kaca-kaca jendela kalbu. Mini Nilam duduk menjeplak di lantai. Bahunya naik turun. Napasnya satu-satu. Lelah. Tuan puterinya tidak kunjung tegas memilih peta penunjuk arah. Mini Nilam pasrah. Safir yang ia jaga kini sempurna merah. Mini Nilam rubuh, urung bergemuruh.
Pagi ini, bibirnya kaku menyebut nama-Mu. Suku-suku bangsa resah datang berduyun, memaksa bertamu. Mendobrak pintu-pintu. Menggedor kaca-kaca jendela kalbu. Mini Nilam duduk menjeplak di lantai. Bahunya naik turun. Napasnya satu-satu. Lelah. Tuan puterinya tidak kunjung tegas memilih peta penunjuk arah. Mini Nilam pasrah. Safir yang ia jaga kini sempurna merah. Mini Nilam rubuh, urung bergemuruh.
![]() |
sumber |
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusEnggak kok, alhamdulillah aku sehat :))
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHahaha. Aku bersyukur karena baru baca komentar ini sekarang. Di masa-masa sulit, katamu.
HapusSemoga masih ada dan bisa ketemu yang serupa setelah ini :')
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusklo ada mini nilam ada mini aji ga? :p
BalasHapusAdanya mini dora :p
Hapus